Tips Trik Pengalaman: Mempersiapkan IGDX 2023

Giri Prahasta Putra
6 min readMay 19, 2023

--

Hari Sabtu yang lalu saya berkesempatan untuk ikut nongkrong virtual di
Discord Candela Imagine. Di sana diadakan acara Candela Imagine Sharing dengan topik membahas persiapan seputar IGDX 2023. Pembicara yang hadir antara lain Ibnu Raziq dari Grinsmile, Muhammad Rafi Rinaldi dari Redamantine Studio, Muhammad Riza Khairani dari YSY Softworks/Platomenti, dan Hisbullah Akbar dari Hisa Games.

Pengalaman Seputar IGDX

Ibnu, yang hadir sekaligus mewakili dari AGI (Asosiasi Game Indonesia), ikut mengenalkan tentang apa itu IGDX. Beliau menyampaikan acara ini disajikan dari tahun ke tahun untuk membantu entitas studio-studio game yang ada di Indonesia untuk bisa maju ke next level. Sebagai catatan penting, IGDX bukanlah acara untuk baru memulai karir di gamedev dari nol.

Riza juga menyampaikan pengalamannya saat mengikuti IGDX tahun lalu. Mata acara yang disuguhkan saat itu adalah Academy, Business, dan Conference. Dari ketiga rangkaian acara tersebut para pesertanya diberikan pelatihan mulai dari mentoring oleh studio yang telah berkembang, hingga pada akhirnya dipertemukan dengan investor, publisher, venture capital, serta berkesempatan untuk networking dan mendapatkan kerjasama dalam lingkup B2B (Business to Business).

Pengalaman unik juga disampaikan oleh Rafi. Pada tahun 2021 dia dan teman-teman hampir mau ikut, namun dikarenakan saat itu studio mereka belum berbentuk PT, maka mereka mengurungkan niat terlebih dahulu dan menyiapkan entitas perusahaan secara sungguh-sungguh sebelum beranjak mengikuti IGDX di tahun berikutnya. Beliau menyampaikan kesan menyenangkannya saat mengikuti acara IGDX Career yang sangat membantu mengenalkan studio mereka yang baru awal berdiri. Beliau juga sukses mendapatkan beberapa proyek B2B yang diperoleh saat mengikuti acara ini.

Ketika yang lainnya begitu antusias menyambut IGDX, berbeda dengan Hisbullah dari Hisa Games. Awalnya beliau sedikit pesimis karena jasa dari studio yang mereka berikan adalah pembuatan game template dan asset. Beliau khawatir dengan mengikuti acara IGDX seolah mereka “salah masuk kamar”. Tetapi ternyata ketika ikut ke dalam program academy dan mendapatkan mentor dari Mas Cipto dan Mas Nando ternyata sangat klop untuk kebutuhan mereka yakni kualitas produk dan peningkatan penjualan.

Apakah Wajib PT Untuk Ikut IGDX Academy?

Saat di awal kemunculannya di tahun 2019, IGDX hanya sebagai business event saja. Program “IGDX Academy” baru muncul ketika tahun 2021. Di tahun 2022 kemudian semakin banyak dibuka slot sebagai peserta academy. Walaupun demikian, disinyalir Ibnu, semakin banyak peserta bukan berarti semakin baik. Salah satu yang menjadi permasalahan saat itu adalah penentuan studio mana saja yang sudah masuk ke dalam kelas intermediate dan advanced. Ibnu juga menekankan kembali bahwa IGDX mencoba mendorong studio-studio yang memang benar-benar ingin berbisnis dalam bidang pengembangan game. Jangan sampai setelah mengikuti IGDX Academy kemudian yang terjadi lulusannya bubar karena merasa terintimidasi dan kurang motivasi dalam menjadikan game development sebagai bisnis.

Berlatarbelakang dari kesungguhan menyokong studio yang ingin bersungguh-sungguh itulah maka persyaratan untuk menjadi anggota IGDX Academy diperketat. Slot IGDX Academy tahun ini lebih dikurangi, data mengenai beragam informasi detail akan produk yang dikembangkan pun lebih diperbanyak, hingga memperhatikan apakah berbentuk PT atau CV. Harapannya hal ini akan membantu proses pencarian mentor yang klop.

Walaupun demikian, poin mengenai studio yang harus sudah memiliki badan hukum ini sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah karena merupakan sebuah formalitas saja. Jika ingin ikut walau studio kamu belum memiliki badan hukum silahkan langsung mendaftar saja dan AGI tetap akan memproses dan mencari validasi kesiapan sesungguhnya dari studio kamu 😉.

Sebagai tips, sebelum kamu mendaftar silahkan untuk melihat latar belakang dari mentor-mentor yang disediakan. Siapa tahu dengan mengetahui hal tersebut kamu bisa menentukan apakah program ini cocok dalam mencari kebutuhan studio kamu.

Bagi kamu yang tidak berkesempatan untuk mengikuti IGDX Academy, kamu juga bisa turut hadir sebagai peserta di IGDX Conference-nya. Tapi tentu saja bagi peserta yang mengikuti IGDX Academy akan memiliki kelebihan yakni ditanggung biaya untuk mengikuti acara IGDX Conference seperti biaya transportasi dan penginapannya.

Syarat Game?

Tidak ada persyaratan khusus terhadap produk yang kamu kembangkan jika kamu ingin ikut IGDX. Yang penting adalah game kamu bukan hanya sekedar ide. Pastikan produk yang kamu ingin tunjukkan sudah memiliki gambaran jelas, terpetakan, bahkan akan lebih luar biasa jika memiliki prototype. IGDX Academy akan membantu menilai tidak hanya produknya saja tetapi juga studionya.

Oh! Mungkin ada syarat khusus. Jangan tunjukkan game-game yang 18+ atau judi slot! Game-game tersebut bisa menjadi bermasalah jika berhadapan dengan KOMINFO karena menyalahi regulasi 😂.

Siapkan 3 Pitch Deck

Ada tips menarik yang disarankan oleh Riza yang wajib dipersiapkan sebelum mengikuti acara IGDX Academy ini, yakni mempersiapkan 3 Pitch Deck yang dapat dipecah sebagai berikut:

  1. Pitch deck untuk daftar IGDX Academy.
  2. Pith deck super singkat, karena saat presentasi interview hanya akan diberikan waktu 7 menit saja. Misalnya nama perusahaan, siapa kamu, dan game apa yang dibuat.
  3. Pitch deck full yang akan dipresentasikan ke calon publisher, pastikan menggunakan bahasa inggris karena ada banyak publisher yang datang dari luar negeri.

Riza juga menyampaikan bahwa kita harus mengetahui data yang ingin disuguhkan saat presentasi ke calon publisher. Sebagai catatan, publisher pasti tahu tentang data-data yang kita sajikan. Jangan sampai kita menyajikan data yang “pura-pura” karena akan sangat mudah terendus oleh calon publisher!

Beberapa tips menarik untuk mengambil informasi data bisa kamu peroleh dari website berikut:

  1. https://vginsights.com/. Data di sini disinyalir Riza terasa seperti “dikecil-kecilkan”. Data yang kamu dapat dari sini bisa dikalikan tiga atau lima sebagai estimasi.
  2. https://steamdb.info/. Data di sini tidak begitu disarankan oleh Riza karena terrasa terlalu dibesar-besarkan. Jika mendapatkan data dari sini disarankan untuk memotong setengahnya 🤭

Agak berbeda dengan Rafi, jika ingin mendapatkan data untuk platform mobile silahkan gunakan data dari SensorTower dan Statista. Untuk data-data menargetkan platform mobile memang agak lebih sulit, tidak segampang game-game PC. Akan tetapi kedua website sumber data tadi bisa cukup membantu.

Ada catatan menarik juga dari Ibnu mengenai development di platform game mobile. Di platform ini game yang dibuat tidak perlu bagus, tapi “angka” yang dimiliki harus bagus. Misalnya jumlah download, jumlah DAU (Daily Active User) retention lebih dari 50%, perkiraan data user yang akan download, data yang didapat dengan stealth launch, itu akan jauh lebih menarik hati oleh game mobile.

Sebaiknya Bagaimana Meminta Dana Ke Publisher?

Riza menyampaikan jika kita memiliki sebuah game yang dijadikan benchmark, publisher biasanya akan mau mendanai 10% dari dana contoh game benchmark tersebut ke kita. Misalkan jika game tersebut memiliki revenue sekitar $1.000.000, maka publisher akan mendanai kita maksimal sebesar $100.000. Pastikan data game benchmark tersebut mirip dengan game yang akan kamu buat. Akan ada nilai plus di mata publisher jika game tersebut baru rilis.

Dari besaran dana tersebut barulah kamu bisa melakukan breakdown spending harian untuk development seperti menentukan gaji hingga listrik kantor.

Dana yang digelontorkan publisher biasanya berkisar $100.000-$300.000. Jika kamu meminta dana $50.000 sebenarnya tergolong terlalu murah.

Dari Rafi juga menyampaikan scope yang dimiliki oleh benchmark tadi pastikan sesuai dengan game yang akan kita kembangkan. Jangan sampai memilih game AAA untuk kita yang mengembangkan dengan scope indie.

Harus ada keberanian dari developer untuk bisa mengukur seberapa panjang dan besarnya uang development yang akan dilakukan. Pastikan tahu real cost nya berapa. Jika ternyata memang lebih, silahkan saja gunakan. Sebagai orang yang tinggal di Indonesia yang memiliki biaya hidup yang lebih kecil adalah sebuah privilege yang sangat menguntungkan! Jika ingin menyampaikan besaran UMR di Indonesia, silahkan saja! Riza juga menyampaikan akan lebih nyaman jika bisa bekerjasama dengan publisher yang mengusung asas keterbukaan. Jika dana yang dipakai lebih daripada UMR Indonesia pun tidak masalah karena publisher pasti akan mematok harga dari biaya development di luar negeri. Ada tips bahkan dari Ibnu, jangan meminta dana yang terlalu kecil karena itu malah akan menjadi dipertanyakan oleh publisher!

Tidak terasa selama dua jam, Candela Imagine Sharing pun selesai. Kesimpulan yang saya tangkap, mindset dan kesungguhan menjadikan game development sebagai sebuah bisnis adalah hal yang benar-benar harus disiapkan sebelum mengikuti IGDX. Persiapkan diri untuk pitching. Siapkan data-data yang matang dan penyampaian yang tepat sasaran.

--

--

Giri Prahasta Putra

A programmer who live inside his head. Sometime this corporeal body being asked to blurted some of his mind and thoughts